Langsung ke konten utama

Pengaruh Diabetes Terhadap Kondisi Rongga Mulut Anda

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

Doktersehat - Rongga Mulut
Photo Credit: Flickr.com/emilymillydisanto

DokterSehat.Com– Saat kadar gula dalam darah tidak terkontrol dengan baik, terdapat banyak risiko kesehatan yang bisa terjadi, seperti penyakit jantung, penyakit ginjal, kerusakan sistem saraf hingga otak. Akan tetapi, tahukah Anda bahwa penyakit diabetes juga bisa memengaruhi kesehatan rongga mulut Anda?

Seseorang yang didiagnosis menderita diabetes, memiliki kadar glukosa yang tinggi dan daya tahan tubuhnya terhadap serangan infeksi sangatlah rendah. Kadar glukosa yang terlalu tinggi di dalam darah bisa menyebabkan rasa nyeri, infeksi, dan berbagai masalah pada mulut termasuk gangguan pada gigi, gusi, dan lidah.

Peningkatan glukosa akan membuat bakteri di mulut tumbuh dengan subur dan dapat merusak keseimbangan dari sel darah putih yang menjadi pertahanan utama tubuh dalam melawan infeksi bakteri di mulut.

Ketika diabetes tidak terkontrol, tidak hanya glukosa yang ada di dalam darah saja yang meningkat, tetapi juga glukosa pada air liur. Air liur yang mengandung kadar glukosa tinggi menyebabkan bakteri mudah tumbuh di dalam mulut. Bakteri ini akan menyebabkan penumpukan plak-plak pada gigi yang kemudian membuat gusi dan daerah sekitar mulut menjadi meradang serta terinfeksi.

Berikut ini adalah beberapa masalah mulut yang bisa dialami oleh penderita diabetes, diantaranya:

  • Sariawan

Salah satu hal yang cukup sering dialami oleh penderita diabetes adalah sariawan. Kondisi ini disebabkan oleh jamur yang berkembang seiring meningkatnya tingkat gula dalam darah dan saliva penderita diabetes.

  • Gigi berlubang

Hal lain yang sering dialami oleh penderita diabetes adalah gigi berlubang. Hal ini biasanya diakibatkan karena jumlah karies meningkat yang dikarenakan aliran darah mengandung glukosa yang berperan sebagai substrat kariogenik.

  • Xerostomia

Xerostomia (mulut kering) ini merupakan kondisi mulut kekurangan air liur, sehingga meningkatkan risiko penumpukan plak pada gigi dan infeksi pada gusi. Penderita diabetes biasanya merasa bahwa mulutnya sering menjadi kering, bibir pecah-pecah, timbul rasa nyeri, dan susah mengunyah.

Masalah ini dapat diatasi dengan sering-sering mengonsumsi permen min yang tidak mengandung gula untuk memicu produksi air ludah, sering minum air putih, berkumur dengan obat kumur yang mengandung flouride, menghindari rokok, dan kafein.

  • Candidiasis

Candidiasis yaitu kondisi peradangan akibat jamur di mulut terlalu banyak dan tumbuh dengan cepat. Sedangkan gejala yang ditimbulkan ketika mengalami hal ini adalah timbul rasa nyeri, gusi dan lidah terlihat berwarna merah atau terkadang putih. Untuk mengatasi hal ini, biasanya dokter memberikan obat untuk menghentikan pertumbuhan jamur pada mulut.

  • Periodontitis

Jika penderita diabetes mengalami periodontitis, maka gejala dan tanda yang mudah terlihat yaitu gusi memerah, membengkak, berdarah, memiliki bau napas yang kurang sedap, dan bisa membuat gigi tanggal atau copot akibat tidak kuatnya akar gigi. Pada beberapa kasus yang sangat parah, penderita diabetes yang mengalami periodintitis dianjurkan untuk melakukan operasi.

  • Gingivitis

Gejala yang ditimbulkan adalah gusi yang memerah dan berdarah. Masalah ini bisa diatasi dengan rutin menyikat gigi dan pergi ke dokter gigi secara berkala untuk membersihkan gigi.

  • Burning mouth syndrome

Rasa terbakar yang dirasakan pada mulut ini disebabkan oleh kadar gula dalam darah yang meningkat. Rasa panas pada mulut bisa diatasi dengan menurunkan gula darah tubuh.

Lalu, apa yang harus Anda lakukan untuk mencegah gangguan rongga mulut akibat diabetes?

Pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan, oleh karena itu penting untuk Anda melakukan tindakan pencegahan berikut ini:

  • Menjaga kadar gula darah, tekanan darah, dan kadar kolesterol tetap normal.
  • Melakukan perawatan gigi secara berkala minimal dua kali dalam setahun.
  • Menyikat gigi setidaknya dua kali dalam sehari dan berkumur-kumur dengan obat kumur yang mengandung fluoride.
  • Jangan merokok.


Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara memasang ekstensi di kiwi browser android

Kiwi Browser adalah browser web berbasis Chromium yang dirancang untuk Android dan terkenal karena fitur ekstensi Chrome yang dapat diinstal.  Berikut adalah cara memasang ekstensi di Kiwi Browser: 1.Unduh Kiwi Browser: Pastikan Anda sudah mengunduh dan menginstal Kiwi Browser dari Google Play Store. 2.Buka Browser: Buka Kiwi Browser di perangkat Android Anda. 3.Buka Menu Pengaturan: Pada tampilan utama browser, ketuk ikon titik tiga di kanan atas untuk membuka menu. Pilih "Ekstensi": Gulir ke bawah dan temukan opsi "Ekstensi" di dalam menu pengaturan. Ketuk pada opsi ini. 4.Aktifkan Mode Pengembang: Pastikan "Mode Pengembang" diaktifkan. Jika belum aktif, Anda perlu mengaktifkannya untuk dapat memasang ekstensi pihak ketiga. Pilih "Dapatkan Ekstensi": Setelah mengaktifkan mode pengembang, pilih opsi "Dapatkan Ekstensi." 5.Temukan Ekstensi yang Diinginkan: Anda akan diarahkan ke toko ekstensi Chrome. Cari ekstensi yang ingin Anda pasang...

Kenapa Garam Sering Tak Tercantum Pada Label Makanan?

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020 . Credit: www.flickr.com / Joe Logon DokterSehat.Com – Apakah Anda sering memerhatikan informasi nilai gizi atau nutrition fact pada makanan kemasan? Agar dapat mengatur asupan gizi tubuh, kita dianjurkan untuk memerhatikan label kemasan makanan. Salah satu yang perlu diperhatikan adalah kandungan garam. Pernahkah Anda perhatikan bahwa kandungan garam pada kemasan tidak selalu ditampilkan dengan tulisan garam? Tidak semua produk makanan kemasan mencantumkan tulisan garam, umumnya untuk mengetahui kandungan garam pada produk kita akan melihat pada tulisan sodium. Kira-kira apa beda keduanya? Garam adalah istilah yang lazim kita gunakan sehari-hari untuk bahan dengan komponen pembuatan sodium klorida. Sodium adalah salah satu komponen pada garam, umumnya perusahaan makanan tetap menampilkan sodium pada label makanannya karena dimungkinkan hanya sodium yang digunakan pada produk tersebut. Satu gram sodium ...

Perbedaan NOFOLLOW DAN DOFOLLOW dalam backlink

  NoFollow vs. DoFollow: Pahami Perbedaan dan Dampaknya dalam SEO Search Engine Optimization (SEO) adalah suatu hal yang tidak bisa diabaikan dalam upaya meningkatkan visibilitas situs web. Dua istilah yang sering muncul dalam pembahasan SEO adalah "NoFollow" dan "DoFollow." Dalam artikel ini, kita akan membahas perbedaan antara keduanya serta dampaknya terhadap performa SEO. 1. Apa itu NoFollow dan DoFollow? NoFollow: Tag rel="nofollow" digunakan pada tautan yang memberi tahu mesin pencari untuk mengabaikan atau tidak mengikuti tautan tersebut. Ini biasanya digunakan untuk menghindari memberikan nilai SEO kepada situs web yang ditautkan. Nofollow sering kali diterapkan pada tautan iklan, tautan sponsor, atau tautan dengan risiko konten yang tidak diinginkan. DoFollow: Sebaliknya, tautan yang tidak memiliki tag rel="nofollow" dianggap sebagai DoFollow secara default. Mesin pencari mengikuti tautan ini dan memberikan nilai SEO kepada situs yang di...